Selasa, 04 Februari 2014

JANGAN MENANGIS DI DEKAT MENDIANG




JANGAN MENANGIS DI DEKAT MENDIANG tapi Ceritakan kembali segala kebaikan yg beliau lakukan semasa hidup.. Dikutip dari Tulisan Bhante Assaji.

Cerita ini adalah berkenaan dengan wanita penyedia poci air. Wanita ini berasal dari kota Amarapura, ia adalah seorang kaya dan saleh dengan keyakinan yang kuat kepada Triratana. Dia juga pernah membangun sebuah vihara dan mendanakannya kepada seorang Bhikkhu yaitu Sayadaw Taung Taman.

Dikota Amarapura, air sangat langka apalagi pada musim kemarau, tetapi wanita ini gemar menyediakan poci air di setiap perempatan-perempatan jalan di kota itu agar orang-orang yang membutuhkan air dapat digunakan, sehingga wanita ini dijuluki sebagai wanita penyedia poci air.

Pada suatu hari wanita ini meninggal pada usia yang tua, pada saat upacara pemakamannya, Sayadaw Taung Taman memimpin pembacaan Paritta di pemakamannya dan melaksanakan pembacaan perlindungan kepada Triratana juga perlimpahan jasa kepada almarhumah., Sayadaw sendiri juga memberikan ceramah kepada sanak saudara dan hadirin yang hadir dalam acara tersebut.

Pada hari ketujuh sejak kematian wanita penyedia poci air itu diadakan dana makan kepada para Bhikkhu Sangha,.Setelah acara selesai Bhikkhu Sangha dan juga Sayadaw Taung Taman juga berjalan pulang ke vihara Sangha. Dalam perjalanan pulang menuju vihara, Sayadaw Taung Taman mendengar suara seseorang memanggilnya:

"Yang Mulia."

Beliau segera mengenali suara itu, suara dari si Wanita Penyedia Poci Air. YM Sayadawa bertanya;

"Andakah itu, Wanita Penyedia Poci Air?"

"Betul, Yang Mulia", begitulah jawabnya.

"Anda terlahir di alam mana sekarang?" Tanya Sayadaw.

Tiada suara jawaban dari wanita itu, ketika sang Bhikkhu bertanya untuk ketigakalinya, wanita ini baru menjawab pertanyaan YM. Sayadaw dengan suara lirih;

"Saya sekarang terlahir di alam peta, alam hantu yang sengsara, Yang Mulia."

"Mengapa anda bisa menjadi mahluk peta? Anda sudah banyak melakukan perbuatan baik selama hidup Anda."

"Saya merasa khawatir akan kehidupan anak-anak dan cucu saya, ini dikarenakan mereka menangis dengan sedih sekali menjelang kematian saya."

“Saya tidak mempunyai kesempatan mendengarkan ceramah Yang Mulia di saat pemakaman, “Kata hantu itu.

"Mengapa Anda tidak mendengarkan Ceramah saya?”

“Hantu-hantu wanita yang menjadi teman baru ku mengajak saya ke bukit yang ada air terjunnya dan kami bermain-main disana, Yang Mulia.”

“Tetapi, saya bisa mendengarkan ceramah Yang Mulia hari ini, saya juga menerima pelimpahan jasa dari anak cucu saya ketika mereka melakukan pelimpahan jasa dengan mendanakan makan kepada para Bhikkhu Sangha, jadi saya akan mempunyai kesempatan untuk memasuki alam yang bahagia segera. 

Ketika mendengar pembacaan dan ceramah Yang Mulia, saya bisa datang, Yang Mulia, “Suara hantu-hantu wanita itu juga menghilang”.


Pada saat menjelang kematian adalah suatu hal yang sangat penting untuk menolong sanak keluarga dan teman-teman kita dengan menumbuhkan pikiran-pikiran yang baik kepada orang yang menjelang kematian itu. 


Seperti mengingatkan mereka tentang kebajikan-kebajikan yang pernah mereka lakukan sepanjang kehidupannya. Contohnya seperti berdana, membantu orang-orang yang membutuhkan, menjalankan moralitas, dan bermeditasi. 


Sebagai mana saudara, kita juga bisa membantu mereka untuk mengingat kualitas Agung Sang Buddha, seperti sembilan kualitas Agung Sang Buddha, contohnya "Araham, Araham."

Dan hal yang sangat penting adalah jangan menangis yang berlebihan di dekat orang yang menjelang ajalnya. Karena mungkin saja kekhawatiran atau kemelekatan kepada anak dan cucunya di dalam pikiran mereka. 


Dan ini adalah hal yang sangat tidak baik untuk mendiang, karena apabila pikiran mereka merasa khawatir dan melekat kepada sanak keluarganya pada saat menjelang ajalnya, ia dapat terlahir di alam peta atau di alam hantu ataupun terlahir di alam rendah lainnya. 


Kemelekatan atau kekhawatiran adalah kesadaran yang tidak baik untuk si mati. Apabila seseorang meninggal dengan kesadaran seperti ini akan terlahir di alam-alam rendah.

Di alam manusia orang-orang kaya yang bisa menyumbangkan dana besar seringkali sangat terkenal di antara orang-orang lainnya. Setiap orang yang ingin berbuat kebajikan akan menghormati mereka. 


Bila ketika mereka meninggal dan menjadi hantu, hantu lainnya kembali dan ingin berbuat baik dan memberikan hormat kepada mereka. Demikianlah mengapa hantu hantu wanita itu ingin berteman dan menghormati Wanita Penyedia Poci Air dan membawanya ke tempat yang indah di alam hantu juga.

Tujuan untuk membawa hantu Wanita Penyedia Poci Air menjauh pergi kebukit berair terjun adalah untuk menghilangkan kesempatannya mendengarkan ceramah Dhamma. 


Kalau dia berkesempatan mendengarkan khotbah Dhamma, karma baik yang diperbuatnya dapat bertindak sebagai karma penghancur, yang bisa dengan segera mengakhiri keadaanya di alam sengsaranya dan juga memberinya kehidupan baru yang bahagia di alam dewata.

Hantu-hantu wanita itu ingin si hantu Wanita Penyedia Poci Air itu tetap berada di alam sengsara supaya anak-cucu nya , merasakan bahwa jika ibu mereka berada di alam sengsara, akan sering mendanakan makanan kepada para Bhikkhu untuk melimpahkan jasa kepada hantu Wanita Penyedia Poci Air itu, agar sisa makanan yang dibuang sehingga mereka juga dapat ikut menikmati “makan malam besar’ di dunia hantu itu.

Buddha Dhamma bisa membantu seseorang untuk membebaskan sanak saudaranya yang telah meninggal dunia dari alam yang sengsara. Buddha Dhamma membantu dengan cara yang rasional dengan mengembangkan karma baik yang mereka lakukan selama kehidupannya. 


Kalau kita bisa menggunakan kekuatan luar biasa dari karma baik yang diperbuat selama kehidupan ini, kita juga akan memetik manfaat yang luar biasa juga setelah kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.