Setiap perempuan mempunyal kebutuhan sosial yang berbeda. Tapi jika Anda kesepian, dalam budaya modern ini, kesulitan Anda akan berlipat ganda. Anda akan sangat sulit mengakuinya dan kesehatan Anda akan terganggu. Berikut, bantuan dari beberapa ahli..
Dizaman modern ini. terutama di tengah kehidupan kota besar, makin banyak saja orang yang merasa sedikit kesepian Kita tak kenal tetangga kita, belanja dan bersosialinasi di internet, tak pernah punya cukup waktu untuk dihabiskan bersama teman
Kita berolahraga sendiri sambil mengenakan headphone yang menghindarkan dunia luar. Kita melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Dari satu kota ke kota lainnya. "Banyak orang yang merasa kesepian, "kata Jacqueline Olds, MD, asisten klinik profesor psikiatri di Harvard Medical School dalam buku Overcoming Loneliness in Everyday Life.
"Kenyataan bahwa orang makin banyak gerak dan hanya punya sedikit waktu untuk melakukan hubungan sosial benar-benar berakhir dengan petaka."
Kita bahkan cenderung hidup sendiri. Di tahun 1998, menurut hasil penelitian di Amerika. sekitar 26,3 juta orang hidup sendiri, meningkat dari 23 juta di tahun 1990 dan 18,3 juta di tahun 1980. Kebudayaan Amerika menekankan pentingnya individualisme, kemandirian, dan percaya kepada diri sendiri.
Inilah beberapa sifat yang membuat orang-orang makin sedikit berhubungan dengan orang lain. Saat ini, menurut Old, banyak di antara orang Amerika yang menderita karena terlalu mandiri. Sebagai contoh ekstrim, la menyebutkan 2 remaja yang memasukkan Columbine Hight School di peta.
Keduanya tampak sangat kesepian, katanya, "dan mereka selalu disingkirkan. Tak ada yang benar-benar mau menerima mereka." Fenomena yang paling umum adalah: di saat Anda duduk di bangku sekolah menengah dan perguruan tinggi, Anda dikelilingi banyak orang yang berpotensi jadi teman.
Di mana pun Anda berpaling, Anda melihat orang-orang sebaya dengan latar belakang, minat, tujuan, dan jadwal yang sama Pergaulan dan persahabatan punya waktu untuk berkembang menjadi akrab Tapi begitu meninggalkan kekeluargaan sekolah dan memasuki dunia dewasa terkadang bahkan di kota baru, dengan pekerjaan baru yang menegangkan di tengah semua orang baru, kita jadi makin sulit mencari teman.
Kesepian bisa menjadi akut terutama pada orang-orang berusia 20-an dan 30-an, seperti yang diternukan Olda dalam prakteknya "Sant orang meninggalkan perguruan tinggi dan mencari-cari apa yang akan dilakukan di dunia ini, umumnya mengharap tidak menikah sampal akhir usia 20-an atau 30-an,"kata Olds
"Saat Anda tak punya struktur perguruan tinggi atau sekolah untuk hidup bersama orang lain dari kelompok sebaya, Anda mungkin menemukan diri Anda hidup sendiri di apartemen di sebuah kota di mana Anda tak punya keluarga. Rasanya benar- benar kesepian."
KESEPIAN ADALAH AIB
"Tak seorang pun yang mau mengakui bahwa dirinya kesepian,"kata Olds. "Kesepian adalah sesuatu yang orang-orang kaitkan dengan pecundang. Bahkan dalam sessi terapi pun, kata Olds, pasien-pasiennya tak mau mengakui mereka merasa kesepian.
"Orang-orang datang untuk terapi dengan keluhan rasa harga diri rendah, padahal masalah sebenarnya adalah kesepian. Tapi mereka tak akan mengatakan begitu karena malu. Mereka tak ingin diketahui siapa pun, bahwa mereka kesepian.
Dan mereka sama sekali tak tahu, banyak orang lain yang juga merasa kesepian. Pada kenyataannya, kesepian adalah suatu aib, suatu cacat yang diakui orang dengan tanpa nama. Tapi jika ditanya namanya, mereka memilih mengakuinya sebagai rendahnya kemampuan untuk mandiri, bukan kesepian.
Padahal dengan mengakui bahwa kita kesepian dan tahu bahwa kesepian adalah hal yang sangat biasa, bisa merupakan langkah awal untuk menyelesaikan masalah. Langkah berikutnya adalah menemui orang-orang yang punya persamaan dengan Anda.
Membuat hubungan baru sebagai orang dewasa itu tidak semudah seperti ketika usia kita lebih muda seperti dialami Carol Hildebrand dari Wellesley, Massachusetts. Beberapa tahun lalu, ketika berusia awal 30-an, Hildebrand merasa agak kesepian ketika banyak dari teman-teman camping dan hikingnya menikah dan punya anak.
"Teman-teman saya tak punya waktu lagi untuk camping," kata Hildebrand, redaktur di sebuah majalah teknologi bisnis di daerah Boston. "Kehidupan mereka sudah berubah. Saya kehilangan teman-teman yang masih lajang dan punya waktu untuk saya,"katanya.
Mungkin banyak di antara kita (walau tinggal di belahan dunia yang berbeda) yang mengalami hal yang sama di usia 30-an. Tapi tidak berarti mustahil untuk mencari teman baru. Kuncinya adalah, kita harus tahu ke mana mencarinya. Berikut, beberapa pelajaran dari Amerika tentang cara berhubungan dengan orang lain dan kiat membuat hubungan itu menjadi lebih dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.