MENJADI TEMAN YANG LEBIH BAIK
KITA semua tahu, salah satu tugas kita sebagai teman yang baik bagi orang lain adalah membantunya menghadapi krisis kehidupan. Sayangnya, kehidupan masa kini dengan banyak kesibukan dan masalah, membuat kita kadang kurang sabar Kadang kuring mendengarkan keluh kesah teman.
Dan tak jarang kita mengeluarkan komentar atau pendapat yang mengadili. Empati memang tidak terjadi dengan sendirinya, tapi kita bisa mengembangkannya. Berikut, tip dari para ahli untuk menjadi orang yang bisa berempati.
KENALI DIRI SENDIRI
Bersikap empatetik berawal dari mengenali kelemahan atau kekurangan diri sendiri. Semakin kita mengenali kekurangan diri sendiri, kita akan semakin bisa membantu orang lain, begitu menurut Taigen Dan Leighton dalam buku Faces of Compassion.
la mencontohkan dirinya sendiri sesudah mengalami keretakan hubungan dan menghabiskan banyak waktu bertanya-tanya dalam hati, mengapa begitu lama mempertahankan hubungan dengan orang yang tidak tepat.
Pengalaman ini mem buatnya lebih pengertian terhadap orang lain yang mengalami masalah serupa. Ketika seorang sahabatnya berkeluh kesah tentang hubungannya yang tidak sehat, dia bisa bersimpati ketimbang bersikap keras terhadapnya.
SINGKIRKAN SIKAP MENGADILI
Menjadi pendengar yang baik tidak cukup hanya dengan berusaha mende ngarkan tanpa mengeluarkan komentar yang mengadili. Tapi juga harus mengesam pingkan ego dan mencoba like vita membayangkan jika kita sendin yang mengalami masalah seperti itu.
Daripada fokus pada siapa yang benar atau salah, coba bilang pada diri sendiri, bahwa Anda mempunyai cara berpikir dan cara memandang sendiri. Begitu juga halnya dengan orang lain.
Sikap seperti ini akan membuat kita lebih mudah mengendalikan diri agar tidak menyalahkan, apa pun situasinya. Begitu menurut Kimberley Snow dalam buku In Buddha's Kitchen.
MEMBUAT IKATAN
Kita sulit bersikap suppor tive pada teman yang lemah jika yang kita inginkan adalah berteriak, "Sudah, jangan lagi menjadi keset kaki yang diam saja saat diinjak!" Salah satu cara untuk bersikap kurang keras adalah melabel ulang perasaan-perasaan sendiri, saran Sharon Salzberg dalam buku Faith: Trusting Your Own Deepest Experience.
Jika Anda marah pada seseorang yang ingin Anda bantu, coba pikirkan sifat-sifat negatif Anda yang membuat Anda susah atau menderita. Melakukan hal ini membuat Anda merasa mempunyai ikatan dengannya.
Bagaimana pun, dia juga menderita. Tak ada jalan yang lebih cepat menuju rasa simpati pada seseorang yang sedang susah selain mene mukan benang pengikat yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.