Dick Morris, sahabat dan asisten utama Clinton selama 20 tahun dalam buku barunya, Because He Could menulis, di balik pintu, perkawinan Bill dan Hillary Clinton penuh dengan kekerasan dan kebencian.
Morris mengatakan, Bill adalah pemarah primitif yang mengungkapkan kemarahannya dengan muka merah, teriakan, dan menuduh dengan menudingkan jari.
Yang menerima kemarahannya menjadi takut dan tak bisa melupakan kemarahan ini yang diikuti rasa bersalah. Lalu minta maaf.
Morris menjelaskan satu insiden mengagetkan di mana Bill meledak dan Hillary membalas. Pertengkaran dimulai karena perselisihan kecil saat kampanye di Arkansas dan berakhir dengan Hillary harus kembali jalan kaki ke kantor pusat.
"Mereka saling membentak kepada satu sama lain. Bill duduk di kursi depan. Hillary di belakang. Bill memukul dashboard. Hillary memukul jok. Mereka benar-benar marah. Hillary lalu keluar sambil membanting pintu mobil. Dan Bill berkata, 'Sana pergi saja!" lalu menjalankan mobilnya, "tulis Morris.
Penyelewengan Clinton membuat Hillary jadi keras, Paling tidak dalam satu kejadian ketika dia mencurigai Bill melewati malam intim dengan seorang perempuan di Gedung Putih. Hillary menemuinya dengan kepalan tinju dan berteriak, "Saya akan mencungkil matamu, bangsat!" kata seorang. sumber dalam yang dikutip Morris. "Saya akan membuatmu benar-benar kacau."
Keesokannya, di wajah Bill tampak bekas cakaran kendati pun sudah ditutup dengan makeup, Sekretaris Gedung Putih mencoba menjelaskan, bahwa presiden terluka saat bercukur. Tapi menurut ahli medik, luka itu jelas luka serangan fisik dengan bekas cakaran kuku.
Morris menulis, mendengar banyak laporan tentang pertengkaran Bill dan Hillary dari teman-teman lainnya. Termasuk istri dari seorang senator terkemuka yang mengatakan, ia mendengar suami istri itu saling membentak dan mengeluarkan kata-kata sumpah serapah.
Clinton secara cermat menutupi kemarahannya yang keras di depan musuh-musuhnya. Kemarahannya hanya diluapkan kepada sahabat karib dan orang yang disayangnya, yang tak akan membocorkan rahasia. Dia selalu memilih korbannya secara cermat dan tak akan membiarkan musuhnya menyaksikan kemarahannya.
Suatu kali. Morris s nyaris dipukul Bill, tapi keburu dipisahkan Hillary. Menurut Morris, Bill dan Hillary sering hampir ceral. Bill pemah tanya pada Morris, apakah bisa menggunakan rumah peristirahatan Morris untuk merenung apa yang harus dilakukan terhadap perkawinannya yang sedang bermasalah. Tapi, Hillary berusaha terus mencintai Bill. Menurut Morris, Hillary mencintai Bill setulus hati, Dan Bill Clinton secara tulus mencintai Bill. Jadi, keduanya punya persamaan.
Di tahun 90-an, perkawinan Bill - Hillary menjadi sangat goyah. Di saat itu, Bill memutuskan mencalonkan diri sebagai presiden. Dan sejak itu segalanya berubah. Tapi kekuasaan dalam perkawinan itu kini jatuh ke tangan Hillary yang mempunyai kekuatan menentukan hidup matinya karier politik Bill. Kalau saja Hillary meninggalkannya, karier politik Bill akan mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.