Orang-orang bijak mengatakan, kunci untuk sukses sebenarnya mudah dan nyaris tanpa kompetisi. Yaitu kesediaan untuk berbuat atau bekerja lebih. Umumnya, orang-orang hanya ingin bekerja sebanyak bayaran yang dia terima.
Kesediaan bekerja lebih membuat dia lebih dihargai, baik oleh rekan yang setingkat, yang lebih rendah, maupun oleh atasan. Dia juga akan lebih dipercaya, baik oleh atasan maupun bawahan. Dia membuat dirinya lebih berharga dan selalu dicari atasan atau bawahan.
Kesediaan bekerja lebih akhirnya juga melahirkan kesetiaan, baik dari bawahan maupun atasan. Kesediaan berbuat atau bekerja lebih, juga membangkitkan kooperasi atau kerja sama. Rasanya tak ada orang yang mau bekerja sama dengan orang yang perhitungan.
Kesediaan bekerja lebih membuat dia menjadi pekerja keras yang dapat bekerja tanpa harus diawasi. Kalau mendengarkan, dia akan mendengarkan lebih cermat dan menjalankan instruksi dengan lebih akurat. Dia tidak menggerutu, ketika disuruh mengerjakan sesuatu di saat keadaan darurat.
Dia lebih berorientasi pada hasil, ketimbang tugas. Dia tepat waktu, baik budi, dan perhatian. Dia mengatakan yang sebenarnya, menyenangkan, dan santun.
Dia selalu memberikan nilai tambah kepada siapa saja, mulai dari pelanggan, teman, pasangan, orangtua, atau anak anaknya. Setiap kali dia mengerjakan sesuatu, dia selalu bertanya pada dirinya, nilai apa yang bisa saya tambahkan pada pekerjaan saya. Atau bagaimana saya bisa memberikan nilai tambah pada orang lain? Ini yang membuat dia menjadi orang sukses.
Orang sukses mengerjakan apa yang harus dikerjakan atau diselesaikannya dan lalu berbuat lebih. Dia santun dan murah hati. dan lalu memberi lebih. Dia dapat diandalkan, dan lalu memberi lebih. Dia memberikan 100%, lalu memberi lebih. Jika kita bekerja dan memberi lebih dari bayaran. yang kita terima, kita hampir tak akan punya saingan.
Sikap seperti ini jauh lebih penting daripada kecerdasan atau gelar. Tak jarang, orang yang sangat cerdas, dengan kualifikasi pendidikan yang sangat mengagumkan, ternyata gagal atau menjadi medioker. Ketidaksediaan memberi atau bekerja lebih, membuat mereka menjadi orang yang ahli mengapa sesuatu tak bisa dikerjakan atau dijalankan. Dan untuk mempertahankan pendapat seperti ini, mereka lalu membangun cadangan energi yang negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.