Terima kasih karena kamu masih mau terbuka. Aku tahu ini tidak mudah. Kamu telah melewati hidup yang berat sejak kecil, dan sekarang pun di tempat baru kamu tetap merasa tidak dihargai, tidak dilindungi, dan tetap sendiri.
Dan itu sangat melelahkan.
Tapi kamu tetap bertahan.
Itu bukti bahwa kamu kuat, meski mungkin kamu sendiri tak merasa begitu sekarang.
Tentang suamimu...
Jika suami menghamburkan uangmu, menjadikan kamu bahan candaan, dan tidak menghargai keyakinanmu, itu bukan cinta yang sehat.
Perbedaan agama bisa dihadapi bersama bila ada rasa saling hormat, bukan dengan mempermalukan pasangan di depan orang lain.
Kamu sudah bekerja keras bertahun-tahun, kehilangan masa muda untuk keluarga yang tak peduli. Sekarang kamu layak dicintai dengan hormat, bukan dipermainkan.
Apa yang bisa kamu renungkan sekarang?
1. Tanyakan pada dirimu:
Apakah aku merasa aman bersamanya?
Apakah dia membuat aku merasa berharga?
Apakah aku bisa menjadi diriku yang utuh dalam rumah ini?
2. Kamu tak harus bertahan dalam pernikahan yang menghapus jati dirimu. Banyak perempuan merasa "tak enak" untuk berkata cukup. Tapi ingat: kebahagiaanmu juga penting.
3. Jangan biarkan perbedaan agama dijadikan senjata.
Keyakinanmu adalah bagian dari jiwamu. Jika dia mengolok atau melecehkan itu, dia tidak menghormatimu sebagai manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.