Rasa marah, sedih, takut, menderita, frustrasi, kecewa, cemas, malu, cemburu atau iri, rasa sakit hati, dan tidak aman, bukan hanya alami dan normal, tapi merupakan bagian yang penting dari pertumbuhan.
Anak-anak perlu mengungkapkan seluruh rangkaian penuh emosinya tapi mereka juga perlu tahu bagaimana dan kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkannya. Menangis sambil berguling atau duduk mematung di lantai misalnya, merupakan bagian yang penting bagi perkembangan anak. Tapi setelah masa batita, anak harus bisa mengatasi atau mengatur perasa annya. Tidak hanya mengungkap kannya saja.
Untuk berbuat seperti ini, anak perlu memahami emosinya sehingga tidak dikuasai emosinya. Yang juga penting adalah, Anda perlu memahami dan berurusan dengan emosi-emosi Anda, karena anak anak punya radar. Apa yang Anda tahan, akan mereka tangkap. Ini menjelaskan mengapa anak-anak melunak pada kondisi terburuk, di saat Anda berusaha untuk menutupinya.
Jika anak diberikan pesan, bahwa perasaan-perasaan mereka dan Anda bukan sesuatu yang menyusahkan, mereka akan mulai melepaskan diri dari diri mereka yang sebenarnya dan mengeluarkan semua bakat aslinya..
Yang dikatakan sebagai orangtua yang sudah mendapatkan pencerahan sering membuat kesalahan karena terlalu pencemas. Menceritakan kecemasan Anda pada anak-anak malah bisa membuat mereka menjauh. Cara terbaik untuk membantu anak Anda mencermati perasaan-perasaannya adalah dengan mendengarkan secara berempati dan menceritakan beberapa perasaan Anda ketika Anda tumbuh besar.
Jika Anda berkata, "Saya takut kamu jatuh kalau kamu panjat pohon itu. Saya hanya mengizinkan kamu melakukannya kalau saya bisa mengawasi kamu", akan membuat anak Anda merasa dipermainkan dan dikekang oleh rasa takut Anda. Lebih baik Anda katakan, "Memanjat pohon itu bukan permainan yang sama sekali aman. Saya hanya mengizinkan kamu memanjatnya jika saya ada di dekat kamu." Ini akan lebih efektif dan juga mengajari anak untuk tidak mengambil keputusan berdasarkan emosi-emosi negatif. Anak-anak melakukan sesuatu bukan untuk melindungi Anda tapi karena Anda memintanya melakukan sesuatu.
Juga akan lebih baik kalau mendengarkan dengan cermat dan menanggapi apa yang dikatakannya daripada sekadar bertanya bagaimana perasaannya. Tapi usahakan juga agar tidak terlalu mengikuti perasaan anak. Jika Anda terus menerus mendengarkan perasaannya, lalu bertindak untuk mengatasi setiap kesusahan atau kekecewaannya, Anda akan memberikan terlalu banyak kekuasaan kepada anak Anda. Juga membuat anak merasa tidak aman karena ternyata dia belum bisa menyelesaikan masalah masalahnya. Sebaliknya, juga jangan menuntut terlalu banyak. Orangtua yang seperti ini sering membuat kesalahan dengan mempermalukan anaknya karena mempunyai perasaan-perasaan negatif.
Sukses dan kepuasan sejati timbul karena terus menerus berhubungan dengan perasaan perasaan dan bisa melepaskan hal hal negatif. Kebanyakan orang yang gagal meraih keberhasilan pribadi mengambil keputusan berdasarkan perasaan-perasaan negatif atau terjebak dalam sikap pesimistis. Kedua hal ini membuat mereka tak bisa mewujudkan impian menjadi kenyataan Dengan belajar merasakan dan mengkomunikasikan setiap jenis perasaan, anak-anak mengembangkan rasa identitas diri yang kuat. Termasuk kreativitas yang sehat, intuisi, rasa percaya diri, kegembiraan, welas asih, dan hati nurani.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.