Kamis, 03 Februari 2022

Pria yang takut komitmen, yang tak mau melamar


 Sudah bukan rahasia dalam hubungan asmam, kadang perempuan memberikan cinta yang bih besar dibanding oma yang dibenkan kekasih prianya Sudah pacaran bertahun tahun, tapi apa beluthi juga mesmas atm mengajak mankah, kendati pun punya rekening bank atau bahkan dah bell numah bersama 

Contohnya seperti yang dialami Tina dengan kakashya Tino tak habis piki, mengapa pacarnya belum juga mau melamar. Dan apa yang kurang dat hubungan mereka sehingga si pacar tidak juga malontarkan permintaan terpenting bagi Tina "Kami beli rumah bersama Punya rekening bank bersama Tampaknya dia senang dengan segala sesuatu yang saya lakukan untuknya. 

Saya mencintainya dan kendali pun dia tidak mengucapkannya, saya tahu dia mencintal saya. Tapi tetap saja tak mau membuat komitmen terakhir, "katanya

Menurut Steven Carter dan Julia Sokol dalam buku Getting to Comment Overcoming the 8 Greatest Obstacles to Lasting Connection dan Men Who Cant Love pria seperti kekasih Tina termasuk jenis pria yang i memandang atau menganggap komitmen sebagai kewajiban, pertanggungjawaban, atau tuntutan tuntutan tertentu yang terlalu mengikat 

Dengan kata lain, dia menjadi satu-satunya penghuni penjara emosional yang sangat manakutkan Dan kekasih perempuannya berperan sebagal sipir penjaranya. Pria seperti ini menganggap kommen, utama perkawinan sebagai jabakan terakhir. Mereka tak akan memasuki hubungan sebelum mereka bisa mencari jalan keluamya. 

Jika Ingin tahu sekeras apa perasaan mereka terhadap hal ini, bayangkan bagaimana rasanya berada di balik tembok bata untuk selamanya. Apakah berarti pacar Tina tidak mencintainya? Menurut Carter dan Sokol, sama sekali bukan. Pada kenyataannya dia merasa, dia tertarik secara intens tentang komitmen permanen, tapi tak sanggup membalas cinta tak bersyarat dari kekasih perempuannya. 

Kedua penulis mencontohkan kasus Terri dengan kekasihnya Barry. Dari pengalaman, Terri tahu, Barry bukan komunikator yang paling jago. Pada kenyataannya, yang penting itu bukan apa yang dikatakannya, tapi justru apa yang tidak dikatakannya. Atau apa yang dilakukannya, yang menunjukkan dia mampu balas mencinta atau mencintal balik.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.