Minggu, 05 Februari 2023

SISI GELAP APLIKASI PARTIPOST YANG WAJIB ANDA TAHU

 



Sisi gelap aplikasi Partipost yang wajib anda tahu

Banyak influencer saat ini enggan merekomendasikan Partipost, dan tidak tanpa alasan. Platform yang seharusnya menjadi jembatan antara brand dan influencer ini justru sering kali merugikan para kreator konten, mengecewakan, dan membuat mereka merasa dimanfaatkan.

Seorang influencer menceritakan pengalaman pahitnya kepada kami. Dia mengatakan bahwa konten yang dia ajukan melalui aplikasi Partipost telah disetujui. Dengan semangat, dia melakukan reshare dan memposting konten tersebut. Beberapa hari kemudian, dia mengunggah insight content yang diminta Partipost, dan sekali lagi kontennya disetujui. Semua tampak berjalan lancar.

Namun beberapa minggu kemudian, kejutan pahit menunggu. Dia tiba-tiba menerima notifikasi dari Partipost bahwa kontennya ditolak oleh brand. Kaget, kecewa, dan bingung, dia pun menceritakan ke teman-temannya. “Teman-teman menghiburku,” katanya, “mereka bilang anggap saja buang sial.”

Realitanya jauh lebih mengecewakan. Banyak brand memanfaatkan influencer untuk beriklan gratis di Instagram mereka. Mereka berpura-pura menyetujui konten, tetapi setelah konten diunggah, pembayaran tidak pernah dilakukan. Para influencer bekerja keras, membagikan postingan dan story mereka ke grup WhatsApp, grup Facebook, grup Instagram, hingga Telegram, agar konten dan brand terlihat oleh banyak orang. Semua itu memerlukan waktu, tenaga, dan kreativitas—namun sering kali tidak dihargai sama sekali.

Selain itu, proses payout di Partipost sangat lama, bahkan bisa memakan waktu berbulan-bulan. Waktu tunggu untuk konten disetujui brand juga menguras kesabaran. Bahkan sampai tanggal batas akhir kampanye, konten sering tidak disetujui maupun ditolak, sementara influencer sudah menunggu pembayaran sejak Oktober. Di aplikasi tertera Desember, tiba Desember, berubah lagi menjadi Januari. Deadline mepet, tapi pembayaran jauh dari perkiraan, sementara influencer sudah mengeluarkan uang terlebih dahulu untuk membeli produk yang diminta.

Sistem ini menunjukkan bahwa Partipost sering kali tidak menghargai kerja keras influencer. Mereka mengandalkan kreativitas, tenaga, dan waktu influencer, sementara keuntungan hanya dinikmati oleh brand. Bagi para kreator, pengalaman ini menjadi pengingat keras bahwa waktu, tenaga, dan kreativitas mereka memiliki nilai nyata, dan platform yang mengabaikan hal itu bisa merugikan karier serta stabilitas finansial mereka.

Bagi influencer yang masih ingin bekerja sama, penting untuk mempertimbangkan reputasi dan track record platform. Tidak semua yang tampak menjanjikan di layar adalah nyata. Pengalaman ini menjadi peringatan bagi siapa pun yang ingin mengejar peluang di dunia influencer: hargai diri sendiri, lindungi karya, dan jangan biarkan kreativitas dimanfaatkan tanpa penghargaan yang layak.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.